Senin, 24 Maret 2014

Kualitas Kursi 2014

9 april 2014 merupakan tanggal, bulan dan tahun yang dinantikan sebagian besar masyarakat indonesia. karena ditanggal inilah bangsa indonesia akan mengadakan pesta demokrasi atau istilah lainnya adalah melakukan pencoblosan untuk menetukan calon legislatif atau menentukan orang-orang yang pantas menduduki kursi wakil rakyat di pemerintahan kabupaten, kota, provinsi dan pusat.
amplop para caleg pun bertebaran dengan diwakili tim suksesnya masuk kepeloksok desa, disebarkan dan memaparkan visi dan misi para caleg junjungannya. mengapa tidak calegnya langsung yang menemui masyarakat, mengapa hanya timsesnya saja yang mengunjungi mayarakat dan menebarkan pesona kebaikan sang caleg???inilah pertanyaan yang senantiasa dilontarkan masyarakat...bahkan inilah yang membuat kepercayaan mayarakat semakin lama semakin berkurang terhadap politikus dan membuat mereka diam bahkan lebih memilih golput atau tidak melakukan haknya sebagai pemilih daripada harus memilih orang yang tidak mereka kenal atau asing bagi mereka.
dengan di iming-imingi amplop senilai 20000 bahkan 50000 para timses memohon kepada mayarakat layaknya seorang pengemis dan membujuk mereka untuk memenuhi haknya selaku pemilih dan memilih calon yang mereka ajukan atau rekomendasikan. miris memang......namun inilah kenyataannya
masyarakat memilih bukan karena mereka tahu dan yakin dengan kualitas sang calon legislatif melainkan karena mereka menerima uang yang nilainya sangat tidak sesuai dengan dengan jabatan yang nanti diperolehnya di kursi DPR selama kurun waktu 5 tahun. ini menunjukan betapa bodoh dan tak berdayanya masyarakat saat ini karena mereka lebih memilih nominal daripada tingkat intelektual sang calon.
ketika sang calon enggan menemui masyarakat secara langsung dan berkomunikasi dengan mereka tapi justru tim suksesnyalah yang menemui mereka, aoakah mereka tidak mampu berfikir bahwa calon yang seperti itu tidak memiliki sifat empati terhadap rakyat dan akibatnya adalah ketika sang calon terpilih mereka tidak akan melirik kebawah dan tidak berusaha memperjuangkan sertra mewadahi seluruh aspirasi, keinginan dan harapan masyarakat tetapi mereka justru akan berusaha dan berupaya mengembalikan modal yang dulu pernah dikeluarkannya pada saat pra pemilu...hal inilah yang perlu kita waspadai.
indonesia tidak akan pernah berkembang apalagi maju jika wakil rakyat diisi oleh orang-orang yang hanya mengandalkan kertas, materi dan pamor tanpa ditunjang dengan adanya kualitas dan tingkat kompetensi yang memadai.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger