Minggu, 13 April 2014

Mapan setelah Nikah

Pengangguran atau tidak memiliki pekerjaan atau istilah lainnya adalah tidak memiliki pegangan hidup kian menyelimuti dan membuat pemuda enggan melaksanakan sunnah. yakni ibadah yang dapat menyempurnakan agamanya dan mendapatkan status bahwa ia benar-benar merupakan ummat rosululloh. namun, kita tidak bisa menyalahkkan pola pikir masyarakat saat ini. banyak dari mereka yang lebih memilih mapan sebelum nikah daripada mapan setelah nikah. padahal, kesibukan tidak menentukan kemajuan pribadi seseorang.
sempat saya bertanya kepada ustad, kira-kira manakah yang harus didahulukan menikah ataukah mapan??beliau justru tersenyum dan mengatakan bahwa kita sebaiknya mengutamakan sunnahnya terlebih dahulu barulah kita mengejar duniawi kita atau kemapanan. beliau menambahkan bahwa, sebagian besar kemapanan datang menghampiri setelah mereka melaksanakan sunnahnya karena Allah.
dalam surat Annur pun Allah telah menjelaskan bahkan menjanjikan bahwa Allah akan memapankan seseorang yang telah berniat menikah karenanya. janji Allah adalah nyata dan benar adanya, seharusnya kita tidak perlu ragu dan bimbang akan janjinya. namun, sebagian besar masyarakat kita saat ini terutama orang tua yang memiliki putri semata wayang misalkan mereka cenderung lebih mengutamakan pekerjaan dari pasangan putrinya dari pada niat baik dari sang pasangan. mereka mengatakan bahwa, ia tidak menginginkan anaknya tidak dinafkahi dan tidak diberi makan setelah mereka nikah nanti apalagi jika pasangannya seorang pengangguran yang tidak memiliki penghasilan.
tanggung jawab bisa muncul ketika mereka tengah berkeluarga, kepala keluarga akan senantiasa berusaha memberikan nafkah bukan hanya batin namun juga nafkah lahir. bahkan didalam alqur'an dan hadist pun menjelaskan bahwa haram jika sunnah atau pernikahan dilaksanakan dengan tujuan menelantarkan atau menyianyiakan keluargaya.
jadi, buat yang belum nikah nikahlah jangan tunggu mapan dan jangan pula khawatir tidak sanggup memberi nafkah kepada anak dan istri, ingat surat annur, janji Allah dan Allah menjamin segala apa yang ada dilangit dan dibumi. ini sebetulnya motifasi buat saya, karena saya sendiri masih belum melaksanakan sunnah rosul yang katanya teramat indah dan nikmat bak syurga dunia.
ada banyak hal dan manfaat ketika kita menikah sebelum mapan sebagai contoh ketika kita memiliki anak, mereka akan tau dan belajar dari kesusahan sehingga membuat  mereka kelak memiliki jiwa empati yang tinggi terhadap sesama. lain halnya ketika kita menikah setelah kita mapan, sifat dan sikap empati yang dimiliki anak kita tergolong rendah karena ketika mereka lahir mereka tidak pernah merasakan kesusahan dan bahkan kurang belajar dari kesusahan orang tuanya.
banyak pasangan yang mulai menunjukan peningkatan kemapanannya setelah mereka menikah. karena banyak dari mereka yang mengatakan bahwa setelah menikah tawaran  pekerjaan bahkan peluang bisnis menghmpirinya dan bisa di manfaatkan guna menafkahi anak dan istri mereka.

Rabu, 09 April 2014

Besar Gengsi daripada Uang

Sekarang ini termasuk jaman  modern atau masakini yah...? jamannya mungkin modern namun sebagian besar masyarakatnya termasuk dalam kategori masakini. kenapa saya anggap masyarakat sekarang masuk dalam kategori masakini karena memang jaman yang serba ada seperti sekarang ini sebagian besar masyarakat kita tergolong masih dibawah garis kimiskinan. tetapi anehnya, masih banyak dari mereka yang enggan mengakui kemiskinannya.
masyarakt cenderung senang dianggap sebagai orang masakini, karena menurut mereka masakini adalah kumpulan orang-orang yang berkembang, maju, modis mengikuti perkembangan jaman dan sebagainya padahal masakini merupakan istilah yang berasal dari bahasa arab yakni "masakin" yang artinya tidak lebih dari "miskin".
gengsi merupakan sifat yang sangat erat melekat pada setiap makhluk. beragam dan bermacam-macam pula polanya. sebagai contoh, sekarang ini kartu kredit adalah hal yang lumrah, banyak dari kita yang mungkin sudah banyak yang punya..alhamdulillah berarti kita benar-benar modern. namun sngat disayangkan ternyata penggunaan kartu kredit tidak seperti yang kita harapkan. pasalnya, banyak dari masyarkat yang menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran dipusat perbelanjaan, ya memang ini adalah salah satu dari fungsi kartu kredit namun banyak yang menyalah artikan fungsi ini.
masyarakat dengan gaji yang tak seberapa mereka berupaya mendapatkan kartu kredit dengan alasan agar mereka mudah dalam bertransaksi atau melakukan pembayaran. tetapi dalam penggunaannya mereka sengaja menjadikan kartu ini sebagai pengganti uang yang tidak ada atau tidak punya padahal fungsi sebenarnya dari kartu ini adalah sebagai pengganti uang yang tertinggal atau karena lupa membawanya. hal inilah yang membuat mereka layaknya kucing dan tikus ketika berurusan dengan pihak bank.
jadi kita tidak perlu gengsi dengan keadaan kita saat ini, tidak usah berperilaku seolah kita orang mampu punya ini dan itu. katakan miskin jika kita tidak punya toh istilah miskin tidak akan membuat kita jadi rendah.
so...happy salma

Senin, 07 April 2014

Oh...Perniagaan malangnya nasibmu

Kenapa sih kita selaku masyarakat indonesia jikalau ada pertanyaan mengenai sebuah pekerjaan antara pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil, sebagian besar mereka lebih memilih pegawai negeri sipil sebagai pilihan utama untuk dijadikan sebagai pekerjaan. apakah non pegawai negeri sipil bukan sebuah profesi yang menguntungkan??? ya, memang semuanya adalah pilihan. mereka memilih bekerja sebagai pegawai negeri sipil mungkin karena pegawai negeri sipil jauh lebih menguntungkan dan bisa diandalkan bahkan mampu memberikan jaminan untuk masa tuanya, atau mungkin karena alasan lain? saya tidak tahu, mungkin hanya pegawai negeri sipil yang tahu, mampu dan pantas menjawabnya.
kita orang timur yang mengaku ummat rosululloh, mendapatkan pengajaran tentang apa saja yang dilakukan rosululloh namun sebagian besar dari kita belum mampu mengaplikasikan apa yang rosululloh anjurkan bagi ummatnya. rosululloh pernah bersabda, bahwa sembilan dari sepuluh rezeki berasal dari perniagaan tetapi kenapa kita selaku ummat muslim kalah dengan ummat non muslim yang dari dulu mereka tidak pernah mengenal rosululloh, mendapatkan ajarannya apalagi sampai melaksanakan setiap sunnahnya. tetapi kenapa mereka jauh lebih mampu mengaplikasikan apa yang rosululloh anjurkan dari pada ummatnya sendiri.
apakah wibawa, kehormatan seseorang terletak dari seragam yang menempel ditubuhnya??? masyarakat kita saat ini lebih cenderung menghormati seseorang dari apa yang dipakainya bukan bagaimana mereka mandapatkan dan mempergunakannya.

Sabtu, 05 April 2014

Benarkah Ijazah sebagai tolok ukur Kesuksesan???

Tahukah anda, kalau masyarakat saat ini jauh lebih takut tidak mendapatkan atau memiliki kertas atau biasa kita kenal dengan istilah ijazah dari pada takut akan azab dari sang pencipta, sang khalik penguasa langit dan bumi dan raja dari segala raja. mereka cenderung lebih mengangungkan bahkan memuliakan kertas padahal kertas hanyalah sebuah formalitas dan bonus yang tidak memiliki kontribusi apapun ketika mereka wafat.
masyarakat seolah takut tidak mendapatkan dunia atau materi ketika ia tidak memiliki kertas atau ijazah, padahal kita tahu, orang-orang sukses bukan berawal dari kertas atau karena kertas. sebagai contoh bapak dahlan iskan beliau hanya lulusan MAN namun karena kegigihan bahkan kualitasnya yang luar biasa beliau mampu berhasil dan maju bahkan dipercaya menjabat sebagai menteri BUMN, beliau pernah mengungkapkan bahwa ia pernah melanjutkan sekolah ke jenjang universitas namun tidak sampai selesai beliau berhenti ditengah jalan karena beliau cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berwirausaha dibandingkan hanya sekedar mendengarkan celotehan dosen yang menyampaikan apa yang terdapat dalam sebuah buku.
salah satu tokoh yang berhasil bukan karena kertasnya ialah steve jobs yakni pelopor teknologi dengan merek dagang macbook atau berlogo apple yang sempat menggebrak pasaran bahkan menjadi pesaing terbesar dan terberat dari microsoft. latar belakangnya pun hampir sama dengan dahlan iskan, steve jobs pernah mengalami pahitnya dunia pendidikan, pasalnya ia pernah mendapatkan status drop out atau DO dari universitas tempatnya dulu menuntut ilmu pengetahuan.
dan satu tokoh anak muda yang mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi pemuda regenerasi bangsa masa kini adalah seorang anak muda berdarah thailand yang kini menuai sukses dan menjadi miyader termuda dengan usaha dan kerja kerasnya dalam mengolah rumput laut menjadi makanan ringan yang sangat enak. ittipad adalah namanya, dulu sebelum ia menuai kesuksesan ia sempat dilecehkan bahkan dijauhi teman-temannya karena ia tidak melanjutkan kuliahnya yang menurut mereka ijazah adalah hal yang sangat penting dan mampu membuatnya sukses bergelimang materi.
keberhasilannya menepis semua statment mereka yang meremehkannya. pendidikan memang penting namun pendidikan tidak menjadi penting lagi ketika mereka yang melanjutkan sekolahnya hanya sekedar mencari dan mengejar selembar kertas tanpa mementingkan esensinya yakni ilmu. dari ketiga tokoh diatas jelas bahwa keberhasilan bukan diukur dari seberapa tinggi dan seberapa banyak gelar yang diperolehnya namun keberhasilan dapat diukur dari kualitas, kegigihan, dan kerja keras serta mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada.
semoga menjadi inspirasi...

Selasa, 01 April 2014

Perusahaan Lilin Negara (P.L.N)

Istilah habis gelap terbitlah terang yang pernah diungkapkan oleh RA Kartini tidak cocok lagi bagi kondisi negara kita, habis terang terbitlah gelap mungkin ini adalah istilah yang tepat bagi negara kita saat ini yang sering kali menerapkan pemadaman listrik walaupun secara bergilir. mungkin dalam kurun waktu yang tidak terlalu panjang kondisi ini sering kali terjadi.
banyak masyarakat yang mengeluhkan kondisi atau pemadaman bergilir yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. bagaimana tdak, pasalnya mereka selalu membayar tagihan listrik yang relatif semakin mahal namun pelayanan listrik yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan budget yang dikeluarkannya. suasana gelap membuat masyarakat tidak nyaman dan sebagian besar aktifitas mereka menjadi terhambat atau bahkan terbatas.
mahalnya biaya listrik tidak membuat pelayanan yang diberikan perusahaan yang berlebel negara tersebut meningkat atau menunjukan pelayanan yang memuaskan. berbeda ketika ada masyarakat yang tidak sengaja telat dalam melakukan pembayaran listrik karena minimnya pendapatan mereka, perusahaan negara tersebut justru menetapkan denda yang luar biasa mahal bagi masyarakat kurang mampu bahkan sampai mencabut aliran listrik yang mengalir dirumahnya jika denda yang ditetapkan atau bebankan tersebut tidak dilunasinya.
saat ini marak sekali kasus pencurian listrik yang dilakukan sebagian oknum dengan cara yang sungguh ekxtrem, mereka melakukan semua itu bukan karena mereka mau dan sengaja mencuri namun mereka melakukan itu semua karena mereka kesulitan dalam membayar tagihan listrik yang semakin lama semakin meningkat sedangkan pendapatan yang mereka hasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi keluarganya.
pemerintah seharusnya mampu melihat dan jangan hanya menyalahkan mereka begitu saja, apa yang mereka lakukan memang salah dimata hukum namun kesalahan yang mereka lakukan pada dasarnya tidak luput dari kesalahan pemerintah yang tidak memikirkan masyarakat luas dalam setiap pengambilan kebijakan, sehingga masalah pencurian listrik ini semakin meluas dengan tidak memikirkan dampak negatifnya.
perusahaan lilin negara mungkin ini jauh lebih tepat untuk menggantikan peran dari perusahaan listrik negara, pasalnya masyarakat sekarang ini lebih sering menggunakan lilin dari pada listrik. seharusnya negara kita harus belajar dari negara tetangga yakni jepang. dulu, perdana menteri jepang yang bertanggung jawab atas perusahaan negara berani mengundurkan diri hanya karena terjadi pemadaman listrik yang tidak lebih dari 10 menit. berbeda dengan negara kita yang saling tuding bahkan saling lempar ketika terjadi kesalahaan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger