Sabtu, 05 April 2014

Benarkah Ijazah sebagai tolok ukur Kesuksesan???

Tahukah anda, kalau masyarakat saat ini jauh lebih takut tidak mendapatkan atau memiliki kertas atau biasa kita kenal dengan istilah ijazah dari pada takut akan azab dari sang pencipta, sang khalik penguasa langit dan bumi dan raja dari segala raja. mereka cenderung lebih mengangungkan bahkan memuliakan kertas padahal kertas hanyalah sebuah formalitas dan bonus yang tidak memiliki kontribusi apapun ketika mereka wafat.
masyarakat seolah takut tidak mendapatkan dunia atau materi ketika ia tidak memiliki kertas atau ijazah, padahal kita tahu, orang-orang sukses bukan berawal dari kertas atau karena kertas. sebagai contoh bapak dahlan iskan beliau hanya lulusan MAN namun karena kegigihan bahkan kualitasnya yang luar biasa beliau mampu berhasil dan maju bahkan dipercaya menjabat sebagai menteri BUMN, beliau pernah mengungkapkan bahwa ia pernah melanjutkan sekolah ke jenjang universitas namun tidak sampai selesai beliau berhenti ditengah jalan karena beliau cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berwirausaha dibandingkan hanya sekedar mendengarkan celotehan dosen yang menyampaikan apa yang terdapat dalam sebuah buku.
salah satu tokoh yang berhasil bukan karena kertasnya ialah steve jobs yakni pelopor teknologi dengan merek dagang macbook atau berlogo apple yang sempat menggebrak pasaran bahkan menjadi pesaing terbesar dan terberat dari microsoft. latar belakangnya pun hampir sama dengan dahlan iskan, steve jobs pernah mengalami pahitnya dunia pendidikan, pasalnya ia pernah mendapatkan status drop out atau DO dari universitas tempatnya dulu menuntut ilmu pengetahuan.
dan satu tokoh anak muda yang mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi pemuda regenerasi bangsa masa kini adalah seorang anak muda berdarah thailand yang kini menuai sukses dan menjadi miyader termuda dengan usaha dan kerja kerasnya dalam mengolah rumput laut menjadi makanan ringan yang sangat enak. ittipad adalah namanya, dulu sebelum ia menuai kesuksesan ia sempat dilecehkan bahkan dijauhi teman-temannya karena ia tidak melanjutkan kuliahnya yang menurut mereka ijazah adalah hal yang sangat penting dan mampu membuatnya sukses bergelimang materi.
keberhasilannya menepis semua statment mereka yang meremehkannya. pendidikan memang penting namun pendidikan tidak menjadi penting lagi ketika mereka yang melanjutkan sekolahnya hanya sekedar mencari dan mengejar selembar kertas tanpa mementingkan esensinya yakni ilmu. dari ketiga tokoh diatas jelas bahwa keberhasilan bukan diukur dari seberapa tinggi dan seberapa banyak gelar yang diperolehnya namun keberhasilan dapat diukur dari kualitas, kegigihan, dan kerja keras serta mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada.
semoga menjadi inspirasi...

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger