Rabu, 13 Mei 2015

ISTRI VS IBU, Pilih Mana???



Benarkah demikian? Ternyata memang benar adanya. Kebiasaan membiarkan perilaku istri dan anak yang kurang baik cenderung membuat mereka akan semakin malas dan jorok. Bahkan tak ada bedanya dengan perilaku binatang yang selalu membiarkan sampah atau membiarkan tempat makanannya berserakan setelah mereka makan atau minum. Hal ini wajar jika binatang yang melakukannya karena binatang jauh dari sifat kesempurnaan akal dibandingkan manusia yang dibekali dengan akal yang luar biasa.
Mereka cenderung enggan disebut atau disamakan dengan seekor binatang tetapi perilaku dan sifat yang mereka tunjukan tidak lepas dari sifat kebinatangan. Suami seharusnya menjadi suri tauladan bagi anak dan istrinya membimbing bahkan menasihati bukan malah sebaliknya yakni dikendalikan oleh istri karena kebodohannya dalam agama.
Ada sebuah kasus di dalam sebuah rumah tangga yang mencerminkan kemalasan seorang istri dan anaknya. Bahkan berusaha menjauhi orang tua karena hasutan sang istri. Hal ini berawal ketika sang ibu sakit dan dirawat dirumah sakit pasangan suami istri ini justru seolah tak menghiraukan bahkan berpura-pura tidak tahu. Sampai suatu hari, salah satu saudaranya yang paling tua menemuinya karena beberapa kali dihubungi lewat telephon tak kunjung ada jawaban. Sang kakak menasihati agar dia mau menemani sang ibu bergantian dengan saudaranya yang lain.
Setelah pertemuannya itu, ia menengok sang ibu namun hanya beberapa menit setelah itu ia pergi meninggalkan sang ibu dengan alasan kerjaan dan permintaan istrinya yang sedang hamil. Sang ibu terdiam dan merasa sedih, ternyata dimata anaknya ia tidak begitu berharga dibandingkan sebuah pekerjaan.
Air mata kesedihan mengalir menghiasi pipi pucat sang ibu dan rasa kecewa terlihat jelas begitu tampak diraut muka sang ibu. Sang ibu mulai sadar dan berusaha tegar menghadapi sikap anaknya. Hampir satu bulan dirawat ia hanya dua kali menengok itupun karena permintaan sang kakak yang pertama atau yang paling tua selaku pengganti ayah yang sudah lama meninggal.
Tiga hari setelah kepulangan sang ibu dari rumah sakit, kejadian tabrak beruntun pun menghampirinya ketika perjalanan pulang dari tempat kerjanya. Terpelanting dan mengalami patah tulang tepat dibagian kaki sebelah kiri karena terhantam dan tertindih besi dari mobil pengangkut baja ringan. Apakah ini karma atau adzab karena berusaha menjauhi ibu cuma karena kerjaan dan permintaan istri yang sedang hamil? Wallahu’alam
Dan kini ia tinggal di rumah orang tua bersama anak dan istrinya, namun sikapnya seolah tidak membutuhkan bantuan dan  perhatian orang tuanya. Tugas seorang istri adalah berusaha memenuhi kebutuhan suami apalagi ketika sang suami sedang sakit dan tidak berdaya. Tetapi sang istri justru lebih mementingkan kepentingannya. Sang ibu yang pada saat itu baru sembuh dari sakitnya tetap berusaha memenuhi kebutuhan anaknya, masak, menyediakan makanan dan lain sebaginya namun sikap sang anak seolah acuh, marah bahkan sampai air mata sang ibu menetes mengalir, membasahi pipinya yang baru beberapa hari ini terlihat segar dan sehat.. Astagfirullah
Didalam sebuah kitab, rosululloh sempat menjelaskan bahwa syurga berada ditelapak kaki ibu bukan istri bahkan ketikan salah seorang sahabat bertanya lebih memilih siapa antara ISTRI dan IBU, rosululloh menjawab IBU. Rosululloh menjelaskan bahwa ANAK, ISTRI itu milik SUAMI tetapi SUAMI itu milik ORANG TUANYA, jadi terlihat jelas SIAPA yanng harus TAAT dan PATUH kepada SIAPA. Rosullulloh pun menambahkan bahwa TAAT dan PATUH kepada orang tua itu KEWAJIBAN yang bersifat MUTLAK...
Wallahu’alam Bisshowab  

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger